Jumat, 02 Januari 2009

Digital Comic

Contoh Digital Comic buatan Jepang

Digitalisasi data memungkinkan kita mengoleksi ratusan judul komik tanpa harus membangun rak untuk menyimpan tumpukan kertas. Scott McCloud dalam bukunya Reinventing Comics menuliskan pandangannya yang secara umum dapat menjadi panduan kita dalam mencermati persoalan komik digital ini, yaitu: Digital Production, Digital Delivery dan Digital Comics.
Digital Production Adalah pengerjaan komik yang menggunakan software dengan output berupa susunan piksel. Produksi komik digital ini bukan hanya pemindaian dari image nyata (sketsa) menjadi file yang kemudian diolah menggunakan fasilitas software grafis, tapi pengerjaannya pun sama sekali tak memerlukan kertas. Digital Delivery Adalah system pendistribusian komik melalui koneksi internet dengan cara diunduh (download) ke computer atau telpon seluler. www.kingfeatures.com adalah salah satu distributor komik strip yang menyediakan layanan ini. Dengan harga langganan $15 per tahun, kita bisa mendapatkan 20 strip per minggu melalui e-mail dari berbagai judul seperti Beettle Bailey, Spiderman, Prince of Valiant, dll. Diluar itu, banyak juga portal-portal yang menyediakan layanan pengunduhan gratis namun illegal, seperti www.onemanga.com Judul-judul komik Jepang yang terkenal bisa Anda peroleh tanpa harus membeli versi cetaknya. Hanya dengan space hardisk sebesar 40 MB saja, Anda sudah bisa membaca 1 judul komik yg berisi 9 chapter di depan screen sambil minum kopi. Pengunduhan melalui ponsel pun kini mulai marak di dunia bisnis Indonesia, seperti yang kini tengah dirintis oleh telkomsel. Digital Comics Adalah sebuah revolusi medium dalam penciptaan dan cara membaca komik. Kebiasaan kita membaca komik dalam bentuk buku yang dicetak dengan ukuran nyata yang terbatas, kini menjadi hilang saat kita memanfaatkan ruang maya yang sesungguhnya tak terbatas monitor, karena sifatnya infinitive. Membaca komik kemudian menjadi interaktif, multi windows dan unlinier. Komik bisa saja memanjang saat scrolling seperti komik “When I Am King” nya Demian Vogler di www.demian5.com . Di ponsel kita bisa baca komik tanpa harus menyalakan computer, laptop atau cetakan, bahkan bisa sambil mendengarkan mood sound, lighting dan vibrate. Digitalisasi di Indonesia secara umum baru digunakan sebatas eksplorasi tools seperti digital painting, sekedar memajang hasilnya di gallery blog atau portal semacam www.deviantart.com . Belum ada yang benar-benar mengeksploitasi media infinitifnya layar digital sebagai bentuk kreatifitas baru, apalagi menjadikannya bisnis. Untuk cergam, masih dalam tahap perkembangan yg belum signifikan. Memang sudah ada yang mencoba, tapi yang menunjukkan progress baru www.kaptenbandung.com dan www.gibug.com . Beberapa penerbit juga mulai berpikir untuk merambahnya, tapi sepertinya masih cukup lama.

(Beng Rahadian, Concept)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar